oleh

Dampak Pandemi Covid-19 Lahirkan Angka Miskin Baru

Oleh: Rodhotul Nabilatun Nisak (Progam Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang)

PANDEMI virus corona atau sekarang kita kenal dengan Covid-19 merupakan jenis penyakit menular yang di sebabkan oleh jenis corona virus yang baru ditemukan, yang sudah masuk ke Indonesia sejak 2 maret 2020 yang lalu. Virus ini tidak hanya menyerang manusia tetapi juga menyerang perekonomian Indonesia sehingga membuat ekonomi Indonesia semakin terpuruk. Karena dengan adanya pandemic Covid-19 ini menyebabkan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia meningkat dengan sebab banyaknya PHK di masa pandemi, imbas dari Covid-19 bagi kemisknan dan pengangguran berdampak pada perekonomian Indonesia. Pandemi Covid-19 memiliki pengaruh terhadap meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, bahkan di prediksi akan terus bertambah jika pandemi ini tidak segera berakhir. Adapun penyebab utamanya angka pengangguran di masa pandemi ini adalah banyaknya PHK, adanya aturan pemerintah tentang lock down, PSBB, dan social distanching.

Di sisi lain, pemberlakuan social distanching, physical distancing, hingga PSBB berdampak pada masalah sosial dan ekonomi di masyarakat. Di mana, Sebagian masyarakat kehilangan pendapatan, tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, terutama rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal. Pemberlakuan berbagai kebijakan dalam rangka mengatasi penyebaran atau upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 mengakibatkan banyak kegiatan ekonomi yang mengalami kontraksi bahkan terhenti berproduksi.Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan pengangguran, penurunan tingkat produktivitas individu maupun perusahaan, dan mendorong munculnya orang miskin baru yang secara agregat meningkatkan jumlah penduduk miskin.

Penurunan pendapatan dari unsur masyarakat tersebut akan menciptakan lapisan masyarakat yang sangat rentan terkena dampak Covid-19, baik secara medis, ekonomi, maupun sosial. Mereka yang tergolong dalam ekonomi lemah, berbeda dengan para pekerja kerah putih tidak mampu sepenuhnya menjalankan sosial distancing karena harus terus bekerja. akhirnya mereka menjadi pihak yang paling berpotensi terpapar virus. Di sisi lain, pemerintah pun terkesan kalangkabut dalam mempersiapkan program pengaman sosial sosial net yang memadai untuk warga dengan ekonomi rawan. jika situasi ini terus berlangsung, kemungkinan rasa frustasi masyarakat akan terakumulasi menjadi kekecewaan yang dapat meledak menjadi konflik sosial.

                Menteri keuangan Sri Mulyani mencatat bahwa wabah Covid-19 dapat mengakibatkan hingga 3,78 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan dan 5,2 juta orang kehilangan pekerjaan (Gorbiano 2020) dalam skenario yang lebih optimis, srimulyani memperkirakan terdapat 1,1 juta orang yang jatuh dalam kemiskinan sementara 2,9 juta orang kehilangan pekerjaan.(***

Komentar