oleh

Egon Mendunia Butuh Pengelolaan Secara Profesional

Maumere, LINTAS PENA

Gunung Egon yang terletak di ketinggian 1704 meter diatas permukaan laut menjulang di ketinggian wilayah kecamatan Waigete, tepatnya di desa Blidit , 8 kilometer dari pusat kecamatan Waigete.

Mencapai puncak Egon bisa dilakukan lewat desa Blidit disebelah utara dan konon lewat desa Egon Gahar di sebelah selatan. Jalur  yang paling umum adalah lewat desa Blidit bisa dicapai 3-4 jam perjalanan, dengan jarak 3 kilometer dari titik awal pendakian menuju puncak. Bermula pada kawasan hutan Eucalyptus yang terus menanjak dan tanaman perdu yang tumbuh pendek-pendek memenuhi hamparan sekitar 1 km menuju puncak. “Yang menarik adalah, ketika berjalan di hutan tersebut kami merasa tanah yang kami pijak berongga atau tanah diatas rawa,” ungkap Ben Marianus ( 52) Pelaku Pariwisata Sikka yang beberapa waktu lalu bersama turis asal Perancis dan Australia mendaki dan “mencumbui” gunung Egon yang terlindungi dalam kawasan konservasi Egon Ilimedo dan diawasi oleh pusat pengamatan gunung api Egon yang kantornya ada di pusat kecamatan Waigete.

Sehabis perdu lanjut Ben jalur pendakian berisi pasir kerikil yang sangat rapuh serta batu cadas cukup besar yang sewaktu-waktu bisa lepas kapan saja.

Menuju puncak kata Ben kami harus hati2 melipir setapak berkerikil sepanjang 100 meter di tebing yang cukup curam sebelum akhirnya tiba di bibir kawah yang cukup luas. Pada dinding kawah banyak lubang-lubang rembesan abu vulkanik yang berbunyi mendesis, sedikit menakutkan apalagi jika ditambah lolongan angin menghembus.

” Namun pemandangan langit biru dan hamparan laut luas di pesisir utara sungguh indah, membayar rasa lelah dan khawatir selama perjalanan. Dari puncak kami juga bisa melihat hamparan pulau-pulau kecil masih tegap berdiri meski pernah diterjang tsunami tahun 1992 silam,” ujar mantan manajer Kelimutu Ecolodge Moni kabupaten Ende ini kepada Lintas Pena  di Pantai Paris Maumere Jumad 5 April 2019.

Akses menuju puncak gunung Egon lanjut Ben masih belum menjanjikan.Butuh bangun infrastruktur dan SDM. Di bawah kaki Egon lanjutnya, perlu ada fasilitas seperti toilet, tempat parkiran, kedai minum juga guide lokal.

“Kalau ingin Egon mendunia butuh pengelolaan secara profesional. Butuh koordinasi antara instansi terkait seperti Dinas Pariwisata, KSDA dan desa sekitar kawasan gunung. Dan pembangunan sarana prasarana dan SDM harus fokus sehingga tertata bagus,” tandas Ben seraya meminta kalau bisa di laksanakan Festival Gunung Egon di tempat parkiran kaki gunung dengan berbagai atraksi budaya.Egon merupakan gunung api aktif, pernah meletus dasyat tahun 1925, lalu kemudian terdiam sampai meletus kembali tahun 2006 dan terakhir di tahun 2008..( Lintas Pena Maumere/ Yuven Fernandez)

Komentar