oleh

Guru Melek IT Demi PBM di Masa Pandemi Covid -19

Oleh : Tantan Hadiansah, S.Pd.(Guru SDN Sukalaksana, Kel. Sukalaksana, Kec. Bungursari, Kota Tasikmalaya)

RODA perputaran jaman terus melaju. Ilmu pengetahuan dan teknologi tak henti berinovasi. Tahun demi tahun segala hal terus mengembangkan diri dengan pesat. Teknologi-teknologi baru yang bersifat novelty terus bermunculan dan mempengaruhi semua asfek kehidupan, tak terkecuali diantaranya adalah bidang pendidikan. Semua perkembangan dan inovasi tersebut, tiada lain tiada bukan sebagai bentuk adaptasi pada zaman digital dan jaringan demi kemajuan Bangsa dan Negara secara umum. Seperti yang penulis rasakan ketika terjun ke dunia pendidikan sekitar tahun 1999, saat seorang guru membuat persiapan mengajar dengan tulis tangan, sehingga tulisan mereka pun sangat menarik, bagus, indah dan rapi karena sudah terbiasa menulis. Penggunaan alat peraga sangat sederhana, inovasi baru pada sebatas penciptaan karya kreatif sesuai bahan yang ada. Namun, walaupun dengan serba terbatas para guru mengajar dengan ikhlas, sepenuh hati, rasa kasih saying yang besar, sehingga menghasilkan peserta didik sesuai yang diharapkan. Kini selaras dengan semakin melesatnya zaman, para guru diajarkan ilmu baru, yakni harus melek teknologi informasi (Information Technology).

Salah satu komponen penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah adanyu guru yang berkualitas, profesional, dan berpengetahuan dibidangnya. Guru tidak hanya mengajar ilmu-ilmu pengetahuan saja (tranfer of knowledge), namun juga mesti pandai mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik (transfer of value). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai agen pembelajaran, guru yang profesional adalah guru yang menguasai materi pembelajaran, menguasai kelas dan dapat mengendalikan perilaku anak didik, menjadi teladan, membangun kebersamaan, menghidupkan suasana belajar dan manusia pembelajar (learning person). Dari segi profesi, seorang guru harus menjadi motivator, inspirator, inovator, dan menguasai IPTEK. Guru sebagai motivator dan fasilitator proses belajar diharapkan seorang guru mampu menjadi seorang komunikator ulung, karena ia harus mampu memberi jiwa terhadap informasi yang diberikan melalui sarana informasi yang ada, yang kini semakin mudah dan super canggih.

Seiring dengan merebaknya wabah virus Covid-19, memberikan efek yang sangat besar terhadap dunia pendidikan. Angka peningkatan kasus covid-19 dari hari ke hari semakin bertambah, hal ini tentu memberikan warning dan tidak bisa gegabah dalam penanganannya. Sehingga demi keselamatan bersama, pemerintah memutuskan hal yang tidak terbayangkan sebelumnya melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Proses Belajar Mengajar (PBM) yang tadinya dilaksanakan dengan tatap muka, yakni adanya interaksi langsung antara guru dan peserta didik, dengan terbitnya SE ini maka PBM dihentikan sementara dan diganti dengan pembelajaran daring atau BDR (belajar dari Rumah). Dari perubahan pola PBM yang sangat tiba-tiba ini, timbul permasalahan dari guru, bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik melalui daring atau BDR? Bagaimana cara mengoperasikan laptop, terutama pemanfaatan ms. Word, excell, ppt, ditambah fitur google doc, google slide, google form dan aplikasi google meet, zoom dan yang lainnya? Bagaimana dengan siswa yang tidak memiliki handphone? Bagaimana dengan kondisi jaringan internet yang belum dapat di akses oleh semua siswa? Maka dari semua permasalahan tersebut, mau tidak mau guru harus memutar otak demi Proses Belajar Mengajar terlaksanakan dengan baik. Solusi yang ditawarkan salah satunya dengan mempelajari atau mendalami IT, mengoperasikan laptop, mempelajari goole meet, zoom meeting, google doc, google slide dan google form. Walaupun di kalangan guru-guru muda mengoperasikan laptop, mempelajari goole meet, zoom meeting, google doc, google slide dan google form sudah tidak asing lagi. Namun bagi guru-guru yang sudah berusia lanjut, itu merupakan suatu masalah besar yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Tantangan lainnya, guru juga harus melakukan komunikasi yang intens dengan orang tua perihal PBM yang pasti berbeda dengan sebelumnya, memberikan pengertian kepada orang tua bahkan memberikan solusi supaya anaknya bisa mendapatkan pembelajaran sebagaimana mestinya walaupun dengan daring/BDR.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul tersebut, maka Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Letnan Harun mengadakan Bimbingan Teknik Optimalisasi Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Melalui Pemanfaatan Teknologi Informatika. Bimtek tersebut dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dengan sistem daring yang diikuti oleh guru-guru yang ada di wilayah Gugus Letnan Harun. Di dalam kegiatan bimtek tersebut, guru mempelajari materi cara mengoperasikan fitur komputer (seperti membuat kop sekolah dan membuat soal di ms. Word, mengelola nilai siswa di ms. Excell), kemudian belajar memanfaatkan fasilitas google seperti cara menggunakan google doc, google slide, google form, google sheet, dan google meet. Peserta juga dibimbing untuk memperaktekan materi yang sudah diberikan oleh pemateri lengkap dengan langkah-langkahnya. Dengan adanya bimtek tersebut sedikitnya guru dapat memahami bahkan mempelajari kemajuan teknologi walupun tidak semua materi terserap dengan baik. Setidaknya semua guru memperoleh gambaran yang jelas. Tidak sebatas dengan mengikuti bimtek secara daring tentang penggunaan IT, guru juga harus denga ulet, tekun dan sungguh sungguh dalam mengelola aplikasi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Guru didorong untuk mampu meracik metode pembelajaran selama PJJ, supaya peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti pembelajaran. Diharapkan dengan langkah-langkah tersebut, PJJ memberikan kesan baik dan mendalam bagi peserta didik.

Peserta didik secara keadaan atau tingkat ekonomi, terbagi 3, yaitu mampu (baik), kurang mampu, dan tidak mampu. Dalam pembelajaran daring, tidak semua peserta didik memiliki handphone (Hp). Terkadang ada handphone tidak support karena bukan android versi minimal, atau ada Hp tapi tidak ada kuota. Kendala lain adalah jaringan internet yang tidak stabil. Jaringan terbatas sehingga peserta didik ada yang tidak dapat mengakses beberapa konten yang membutuhkan jaringan bagus, seperti video pembelajaran di youtube. Dari masalah tersebut diambil solusi peserta didik agar membuat kelompok kecil belajar. Peserta didik secara tidak langsung mendapatkan pelajaran, mereka rela berkelompok dengan peserta didik lainnya walaupun harus berjalan kaki yang jauh, bahkan ada siswa yang sama sekali tidak megikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena faktor Hp tersebut. Orang tua pun memeiliki hambatan, pertama tidak semua orang tua dapat membelikan handphone bagi anaknya karena keterbatasan ekonomi, kedua adanya keterbatasan orang tua dalam mengoprasikan handphone sehingga perlu bantuan orang lain untuk mengoperasikannya. Namun semuanya terus belajar menyediakan yang terbaik agar mampu menghadirkan pembelajaran yang bermakna untuk anak atau peserta didiknya.

Dari zaman yang melaju pesat, teknologi semakin canggih, para guru belajar untuk dapat beradaptasi dengan kemajuan tersebut. Semua berharap, jangan sampai guru tertinggal dengan kemajuan teknologi, jangan ada kesan guru gaptek (gagap teknologi) terhadap kemajuan saat ini, suka tidak suka guru harus melek IT, peserta didik dan orang tua pun dituntut untuk bisa dalam IT, bahkan ada orang tua yang sampai bekerja banting tulang untuk dapat membeli laptop atau handphone agar dapat mengikuti pembelajaran daring dengan baik.

Dengan kondisi pandemi covid-19 ini, ternyata banyak hikmah yang dapat dipetik sebagai pelajaran oleh kita semua, diantaranya adalah guru harus dapat menguasai teknologi  demi keberlangsungan PBM berjalan dengan baik, yang tadinya tidak dapat mengoperasikan laptop, google doc, google slide dan google form sekarang dapat menguasainya. Bagi peserta didik juga minimal dapat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan aplikasi google meet, zoom metting, mengerjakan soal secara online serta mengirimkannya secara online. Sedangkan untuk orang tua juga dapat memberikan hikmah seperti bisa mengoperasikan handphone, google meet, dan zoom sehingga anaknya dapat belajar dengan baik ditengah situasi pandemi covid-19. Dengan menguasai teknologi, anaknya tetap mendapatkan pelajaran dari gurunya.

Pandemi Covid-19 ini tidak kita prediksi sampai kapan akan berakhir, PBM harus tetap berjalan walaupun dengan segala keterbatasan, dan  kita harus tetap berusaha dan berdo’a kepada Tuhan YME agar kita semua diberikan keselamatan dan semoga musibah ini secepatnya dapat disirnakan, sehingga PBM dapat berjalan normal kembali. Kita juga harus disiplin dan  mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan guna mendukung berakhirnya wabah Covid-19 diantaranya dengan menjaga jarak, memakai masker dan menjauhi kerumunan. Semoga pendidikan Indonesia semakin maju dan berkualitas! (***

Komentar