oleh

Pospera Jabar Bersama Anton Charliyan Kawal Visi Jaga NKRI, Indonesia Lawan Intoleransi dan Radikalisme

Bandung, LINTAS PENA

Untuk mengawal visi misi Indonesia tahun 2019-2024 serta untuk mengokohkan rasa persatuan dan kesatuan sehubungan dengan maraknya hoax, intoleransi ,dan radikalisme yang dapat memecahbelah bangsa. Pospera (posko perjuangan) Jawa Barat mengadakan silatda (silaturahmi daerah)  selama 2 hari pada  19′ 20 september 2019 di Botel Imperium Bandung yang dihadiri mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN.

Ketua DPD Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Jawa Barat, Teddy Risandi mengatakan, bahwa saat ini banyak ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila, ada yang berusaha merubah ideologi bangsa ini. Mungkin bendera tetap sama tetapi ideologinya ,politiknya, ide pemikirannya yang ingin dirubah. Kita tidak boleh lagi berpikir ketika kita berkawan bersama apa agamamu, apa sukumu, apa warna kulitmu, karena kita sudah tidak boleh lagi berbicara seperti itu, Karena kita ini Indonesia. “Karena itulah, kami POSPERA Jawa Barat bersama Abah Anton (panggilan akrab mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN) akan mengawal visi, Jaga NKRI, Indonesia lawan intoleransi dan radikalisme,”jelasnya.

Teddy Risandi mengakui, selama ini sepak terjang Anton Charliyan sebagai mantan salah satu petinggi kepolisian terbilang unik. Selain memiliki kepedulian terhadap masyarakat adat, komitmen serta totalitasnya memerangi paham radikalisme, terorisme dan intoleranasi layak diacungi jempol. “Abah Anton berkomitmen serta totalitasnya memerangi paham radikalisme, terorisme dan intoleranasi tidak diragukan lagi. Kita salut pada beliau dan warga Jawa Barat khususnya patut bangga pada sosok beliau,”pungkasnya/

Sementara itu, bagi mantan Kapolda Jabar ini, tak ada istilah lelah apalagi menyerah memerangi radikalisme dan terorisme. “Saya tidak akan pernah menyerah untuk terus perangi radikalisme dan intoleransi,”  ungkap Anton Charliyan seraya menyerukan untuk mengawal visi Indonesia, perkuat rasa nasionalisme, lawan intoleransi dan radikalisme. (REDI MULYADI)***

Komentar