Dalam kegelapan yang menyelimuti
Orang-orang lari berhamburan kesana dan kemari
Terseret gelombang tsunami teknologi
Menciptakan para pembenci dan pemaki
Sensitivitas bangsa memuncak di buatnya
Terhadap berita-berita yang memenuhi beranda
Mereka tafsirkan seenaknya saja
Sambil tertawa …. Ia berkata “rasakan”.
Aku tak ingat, entah sejak kapan semua bermula
Sampai-sampai mereka lupa
Bahwa Tuhan ciptakan siang dan malam
dan menjadikannya senja sebagai pembatasnya
Bukan sebagai hiasan semata
Namun tersimpan tanda kuasaNya.
Bukan hanya itu,
Kini orang-orang semakin pandai berkicau
Cuiiit … Cuiiit … Ciaaaak … Ciaaaak… Ngaekk… Ngaekk …
Layaknya burung Cangkurileung
Yang tak miliki konsistensi
Selalu berganti suara sesuai dengan siapa ia di sandingkan.
Eki Dwi Pratama
Mahasiswa STAI Miftahul Ulum Tasikmalaya
Komentar