oleh

Puisi di Malam Hari

Dalam kegelapan yang menyelimuti

Orang-orang lari berhamburan kesana dan kemari

Terseret gelombang tsunami teknologi

Menciptakan para pembenci dan pemaki

 

Sensitivitas bangsa memuncak di buatnya

Terhadap berita-berita yang memenuhi beranda

Mereka tafsirkan seenaknya saja

Sambil tertawa …. Ia berkata “rasakan”.

 

Aku tak ingat, entah sejak kapan semua bermula

Sampai-sampai mereka lupa

Bahwa Tuhan ciptakan siang dan malam

dan menjadikannya senja sebagai pembatasnya

Bukan sebagai hiasan semata

Namun tersimpan tanda kuasaNya.

 

Bukan hanya itu,

Kini orang-orang semakin pandai berkicau

Cuiiit … Cuiiit … Ciaaaak … Ciaaaak… Ngaekk… Ngaekk …

Layaknya burung Cangkurileung

Yang tak miliki konsistensi

Selalu berganti suara sesuai dengan siapa ia di sandingkan.

 

Eki Dwi Pratama

Mahasiswa STAI Miftahul Ulum Tasikmalaya

Jangan Lewatkan

Komentar

News Feed