BOOMING batu akik sempat terjadi beberapa tahun lalu dan kemudian tenggelam. Para pecinta atau kolektor akik dan bebatuan yang tiap daerah bermunculan, kini entah kemana. Namun tidak demikian dengan “pecinta” kolektor sejati yang hingga kini tetap eksis.
Salah satunya adalah Romo Sigit panggilan akrab Drs.R.Sigit Widodo Nugrohadi,MM sebagai kolektor sejati, karena lebih dari 30 tahun mengoleksi ribuan jenis batu akik teutama batu akik pusaka yang punya nilai jual.
“Tak terasa sudah lebih 30 tahun saya mengoleksi ribuan jenis batu akik, terutama batu akik sepuh dan orang menyebutnya batu pusaka.Seluruh batu pusaka koleksi say aini diperoleh dari berbagai daerah, baik di makam keramat atau tempat tempat angkat, dari Sabang sampai Merauke. Sudah saya singgahi dan alhamdulillah saya selalu mendapat “kado” batu akik pusaka yang dikumpulkan itu,”ungkapnya,
Karena jumlah koleksi batu akiknya ribuan, maka Romo Sigit pun selain menyimpannya di kamar khusus “Museum Mini”, juga batu batu akik miliknya itu ditempelkan di dashboard mobil, kemudian ada yang di 2 topi, kalung akik raksasa (sebanyak 250 jenis batu akik yang dibuat cincin), jam tangan dan lainnya. Ukuran pun dari mulai yang terkecil sampai yang besar yang dijadikan liontin kalung seberat 7,5 kg. Bahkan banyak pula jenis batu akik pusaka miliknya berasal dari luar negeri, terutama Yaman atau Arab Saudi.
“Batu akik ukuran kecil biasanya dijadikan cincin dan liontin”katanya.
Jangan tanyakan soal kecintaan Romo Sigit akan batu akik pusaka ini. Sebab, walau berharga mahal dan kota mana, pasti akan diburu. Tak mengherankan bila pria ramah ini sudah menjelajahi berbagai kota maupun tempat keramat seantero Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke. “Kalau nilai dari koleksi batu batu akik saya ini, entah berapa! Pokoknya, lebih dari Rp. 3 Milyar. Karena ada beberapa jenis batu mustika seukuran cincin yang sebutirnya bernilai puluhan juta,”kata pimpinan Padepokan Rangga Wijaya ini.
Ratusan jenis batu akik pusaka yang dimilikinya beraneka macam. Mulai dari giok , merah delima, black opal, bacan, mutiara, permata, zamrud, blue safir, topas, kalimaya, siem, pirus, sulaiman, kecubung, panca warna, kalsedon, dareh, bio solar, badar besi, batu meteor, ruby, galih kelor, red baron, batu garut, hingga katilayu super serta lainnya.
Romo Sigit mengatakan, bahwa batu batu dari tempat bersejarah maupun petilasan itu bukan batu biasa, tapi ada motif dan memiliki keindahan. “Dalam mengoleksi sesuatu hal termasuk batu batu pusaka peninggalan zaman dahulu, adalah selera dan kepuasan tersendiri bagi para kolektor. Tidak ada selera yang sempurna, namun selalu ada selera terbaik,” ujar pria kalem asal Purworejo keturunan dari PB 3 Keraton Surakarta ini.
Ketika ditanya,apakah batu batu akik pusaka miliknya itu dikeluarkan/dijual ke masyarakat atau kolektor yang serius membelinya? Romo Sigit hanya tersenyum. “Khusus yang koleksi ini, tentunya tidak asal dikeluarkan, kecuali ke kolektor yang serius. Soal harga itu relatif, kolektor yang tahu barang, berapapun harga yang ditawarkan tidak akan rewel. Selain itu, saya juga menyediakan beragam jenis batu pusaka yang khusus untuk diperjual-belikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sebab, kalau misalnya ada jenis batu mani gajah , giok, blue safir dan lainnya dalam jumlah besar, maka bongkahan batu itu dipecah pecah dan dijadikan batu akik untuk dibuatkan cincin maupun liontin,”tururnya.
Selain mengoleksi ribuan batu pusaka, Romo Sigit ini pun dikenal sebagai spiritualis sejati yang mumpuni dan dikenal di kancah supranatural Indonesia, juga tergabung dalam wadah Forum Kekuarga Paranormal dan Penyembuhan Aternatif Indonesia (FKPPAI ), sehingga dia pun membuka praktek pengobatan medis dan non medis yang pasiennya ribuan berasal dari berbagai kota. (REDI MULYADI)***
Father Sigit Widodo “King of Indonesian Agate” For 30 Years Collection of Thousands of Heirlooms
BOOMING agate had occurred a few years ago and then sank. The lovers or collectors of agate and stones that have sprung up in each region are now out of nowhere. However, this is not the case with true collectors “lovers” who still exist today.
One of them is Father Sigit, Drs.R.Sigit Widodo Nugrohadi,MM as a true collector, because for more than 30 years he has collected thousands of types of agate, especially heirloom agate which has a selling value.
“I can’t believe it’s been more than 30 years since I’ve collected thousands of types of agate, especially old agate and people call it heirloom stone. I have stopped by and thank God I always get the “gift” of the collected heirloom agates,” he said,
Because the number of agate collections is in the thousands, Father Sigit also keeps them in a special room “Mini Museum”, also his agate is attached to the car dashboard, then there are 2 hats, a giant agate necklace (a total of 250 types of agate made rings), watches and more. The sizes are from the smallest to the big ones which are used as necklace pendants weighing 7.5 kg. In fact, many of his heirloom agate types come from abroad, especially Yemen or Saudi Arabia. “Small agate is usually made into rings and pendants,” he said.
Don’t ask about Father Sigit’s love for this heirloom agate. Because, even though it is expensive and which city, it will definitely be hunted. It is not surprising that this friendly man has explored various cities and sacred places throughout Indonesia, from Sabang to Merauke. “As for the value of my agate collection, I don’t know how much! Anyway, more than Rp. 3 Billion. Because there are several types of ring-sized mustika stones, each of which is worth tens of millions,” said the leader of the Rangga Wijaya Padepokan.
Hundreds of types of heirloom agate that has various kinds. Starting from jade, ruby red, black opal, Bacan, pearl, gem, emerald, blue sapphire, topaz, kalimaya, siem, turquoise, sulaiman, amethyst, five colors, chalcedony, dareh, bio solar, badr iron, meteorite, ruby , galih moringa, red baron, stone arrowroot, to super katilayu and others.
READ West Java Governor Ridwan Kamil Appreciates Tinewati Health Center Exemplary because the place is clean and provides room for Covid-19 patients with mild symptoms
Father Sigit said that the stones from historical places and petilasan are not ordinary stones, but have motifs and have beauty. “In collecting things, including ancient heirlooms, it is a matter of taste and satisfaction for collectors. There is no perfect taste, but there is always the best taste,” said this calm man from Purworejo, a descendant of PB 3 Keraton Surakarta.
When asked, was his heirloom agate issued/sold to the public or was it a serious collector? Father Sigit just smiled. “Especially for this collection, of course, it is not just released, except to serious collectors. About the price is relative, collectors who know the goods, regardless of the price offered will not be fussy. In addition, I also provide various types of heirloom stones specifically for sale to people in need. Because, for example, if there are large quantities of elephant semen, jade, blue sapphire and others, the chunks of stone are broken up and made into agate to make rings or pendants,” he said.
In addition to collecting thousands of heirlooms, Father Sigit is also known as a true spiritualist who is qualified and well-known in the Indonesian supernatural arena, is also a member of the Indonesian Paranormal Family and Aternative Healing Forum (FKPPAI), so that he also opens a practice of medical and non-medical treatment for his patients. thousands from different cities. (REDI MULYADI)***
Komentar