Maumere, LINTAS PENA
Peserta didik SMA Katolik Frateran Maumere sebanyak 31 orang melaksanakan Study Ekskursi (study wisata) ke Tambak Garam Nanga Hale yang terletak di Kecamatan Talibura dan Mata Air Panas Blidit di Desa Egon Kecamatan Waigete yang terletak di bawah kaki Gunung Egon 35 kilometer arah timur kota Maumere pada Sabtu (21/10)
Kegiatan tersebut memanfaatkan alam dan lingkungan sebagai sumber belajar, dimana secara langsung peserta didik dapat mengetahui asal usul garam, cara-cara memproduksi garam serta sifat fisik dan sifat kimia dari garam. Sedangkan pada mata air panas peserta didik dapat mengamati berbagai macam tumbuhan hutan tropis yang ada di jalan menuju mata air tersebut serta melihat secara langsung salah satu sumber panas bumi yang muncul ke permukaan bumi terhantar melalui air.
“Agenda ini memberikan pengalaman pada peserta didik akan pentingnya menghargai alam dan memanfaatkan berbagai macam sumber daya alam yang ada” ungkap Elisus Nong Lehan, S.Si Guru Kimia smater sebagai pendamping pada kegiatan tersebut.
Tambak garam Nanga Hale merupakan salah satu tambak garam yang ada di Kabupaten Sikka yang di kelola oleh Pastor Moses salah satu pastor diosesan keuskupan Maumere. Menurut Pastor Moses tambak garam ini dimulai pada tahun 2013 diatas lahan seluas 500 m2 yang menggunakan teknologi geomembran dari dana APBN melalui Disperindak Provinsi NTT. Teknologi geomembran memanfaatkan panas dari matahari yang di serap oleh terpal plastic yang berwarna hitam (geomembran) untuk menguapkan air laut dan menghasilkan Kristal garam. Tambak di buat 6 petak setiap petak dihubungkan dengan pipa. Pada setiap petak dibiarkan selama 2-3 hari dan pada petak ke enam jika sudah terbentuk Kristal garam maka siap-siap untuk di panen.
“Dengan luas lahan tersebut dalam jangka waktu 2 minggu garam yang di panen sebanyak 5-6 ton” ungkap bapak Gabriel salah satu karyawan tambak garam yang menjadi nara sumber saat peserta didik SMATER melaksanakan study ekskursi.*** ( Yuven Fernandez)
Komentar