Kota Tasik,LINTAS PENA
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sejumlah SD dan SMP di Kota Tasikmalaya dan kota/kabupaten lainnya , terancam terganggu akibat keterlambatan pencarian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hingga sebulan lebih. Karena itu, para kepala sekolah di Kota Tasikmalaya khususnya, mengaku kesulitan melakukan kegiatan belajar mengajar akibat terlambatnya dana BOS.
Bahkan, sejumlah sekolah kini terlilit utang kepada pihak ketiga akibat belum cairnya dana BOS agar KBM sekolah berjalan lancar. Sebagaimana diketahui, pihak sekolah belum menerima dana pencairan BOS sejak Juli sampai pertengahan September 2018, sehingga sekolah kebingungan untuk mendukung biaya operasional KBM sekolah.”Biasanya, pencairan dana BOS iitu setiap per triwulan, namun hingga kini belum ada kepastian,”ujar kepala sekolah di lingkup UPT Pendidikan Wilayah Utara.
Dalam menyakapi kondisi tersebut, Ketua PGRI Kota Tasikmalaya Bangbang Hermana S.Pd.M.Pd meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya agar segera mengupayakan pencairan dana BOS serta menyupayakan agar jangan terambat. “Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya harus segera mengupayakan pencairan dana BOS dan jangan sampai terlambat. Jangan berpangku tangan saja saat sekolahan menghadapi situasi dan kondisi seperti ini,”ujarnya.
Bangbang Hermana mengatakan, seharusnya pencairan dana BOS tersebut tidak sampai terlambat, karena sudah ada juknisnya. “ Karena ada juknisnya, kenapa pencairan dana BOS harus terlambat, terlebih hingga beberapa bulan,”katanya.
Kalau memang kucuran bantuan BOS tersebut dianggap memberatkan anggaran pemerintah, lanjut Ketua PGRI Kota Tasikmalaya, pemerintah seharusnya mencari solusi terbaik yang tidak membebani pemerintah sendiri dan juga masyarakat.”Dulu sebelum ada BOS, kan gak ada masalah, KBM lancar. Juga kepala sekolah tidak harus kerepotan mencari dana talang ke pihak ketiga untuk menutupi kegiatapan operasional sekolah,”pungkasnya. (SUNAR)***
Komentar