Oleh: Ivenda Septania NB (Mahasiswa Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas : Muhammadiyah Malang)
DALAM rangka pelaksanaan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang giat sukseskan kegiatan adiwiyata yang ada di SD Negeri Tunggulwulung 1 Kota Malang. Adiwiyata sendiri secara internasional disebut pula dengan Green School yang merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Mahasiswa UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) membenatu untuk mendorong terciptanya sekolah adiwiyata di SD Negeri Tunggulwulung 1 dengan cara mengatasi permasalahan seputar lingkungan yang ada di sekolah tersebut. SD Negeri Tunggulwulung 1 terletak di wilayah Jl. Simpang Akordeon No.1, Tunggulwulung, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Sekolah Dasar ini dihadapkan dengan permasalahan seperti sampah daun dari pohon depan sekolah yang munumpuk, genangan air dihalaman dari air hujan dan rembesan air sungai samping sekolah, kemudian tingkat pencemaran udara yang sangat tinggi dikarenakan posisi sekolah yang berada di pinggir jalan raya, lahan sekolah yang sangat terbatas untuk melakukan penghijauan, sirkulasi cahaya di beberapa ruangan yang masuk kurang, sehingga siang hari listrik/lampu harus dinyalakan. (Dokumen Rencana PBLHS Tahunan)

Berangkat dari permasalahan yang ada mahasiswa PMM – UMM kelompok 95 Gelombang 1 Tahun 2022 mengeluarkan beberapa solusi untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dan membantu mendukung kegiatan Adiwiyata. Seperti melakukan penanaman Sansevieria yang terbukti mampu memberikan udara bersih bagi ruangan yang ditempatinya karena tanaman ini dapat menyerap zat berbahaya di udara. Penelitian Lembaga Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) menunjukkan bahwa lidah mertua mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan yang ada dan berbahaya di udara. Sansevieria sp. mampu menyerap zat polutan karena memiliki bahan aktif pregnane glikosid yang berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam organik, gula, dan asam amino sehingga unsur polutan tersebut menjadi tidak berbahaya lagi bagi manusia. Riset yang dilakukan oleh Wolverton Environmental Service juga menunjukkan bahwa satu helai lidah mertua dalam satu jam mampu menyerap 0.938 mg formaldehid.

Kemudian kami juga melakukan pembuatan resapan air atau biopori agar tidak adanya genangan air saat terjadi hujan. Sumber resapan air memang sangat diperlukan untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah sehingga mampu mengurasi resiko banjir akibat meluapnya air hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah cadangan air bersih di dalam tanah. Pengadaan biopori dibeberapa titik sangat berguna untuk menyongsong kegiatan Adiwiyata yang ada.

PMM – UMM Kelompok 95 Gelombang 1 juga melakukan berbagai penyuluhan kepada siwa, seperti edukasi pencemaran udara, edukasi pemilahan sampah, edukasi terkait pentingnya biopori, dan juga pembuatan barcode / labeling tanaman yang ada di SD Negeri Tunggulwulung 1. Pembuatan barcode pada tanaman sangat beerguna bagi para siswa untuk mempermudah mereka dalam memperlajari keanekaragaman tanaman yang ada di sekolah.

Kegiatan PMM mahasiswa UMM Kelompok 95 Gelombang 1 ini tidak hanya bertujuan untuk jangka pendek, tetapi bertujuan untuk jangka panjang dan berkelanjutan bagi SD Negeri Tunggulwulung 1. Program kerja dari PMM UMM Kelompok 95 Gelombang 1 sudah memenuhi tujuan atau visi misi PMM. Program kerja yang dilaksanakan seperti penanaman Sansevieria untuk mengurangi polusi udara maupun pembuatan biopori untuk resapan air tentunya dapat bermanfaat untuk saat ini maupun kedepannya.
“Alhamdulillah dengan adanya kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, sangat membantu kami dalam menyongsong kegiatan adiwiyata dan mengurangi beberapa permasalah yang ada di SD Negeri Tunggulwulung 1 ” ungkap Ibu Suryani S.Pd,.M.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Tunggulwulung 1. (***
Komentar