oleh

Pelajar Psikopat, Siapa Yang Salah….?

Oleh: Zamzam Adi Purnama,S.Pd

(Guru Penjaskes SDN 2 Gunungpereng Kec. Cihideung Kota Tasikmalaya)

PSIKOPAT adalah individu dengan sifat yang sering menggunakan kepribadian palsu untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka kerap digambarkan sebagai pembunuh berdarah dingin, pelaku pemerkosaan keji, atau karakter jahat sekali atau gemar menyiksa orang yang tak bersalah. Kejadian siswi SMP membunuh seorang bocah 5 tahun yang terjadi di Jakarta lagi- lagi mencengankan dunia terlebih lagi Indonesia sebagai negara yag terkenal dengan warganya yang ramah tamah.

Psikopat tentu saja adalah perbuatan melanggar hukum dan sepantasnya mendapat ganjaran yaitu dipenjarakan. Sekarang apa jadinya  ketika psikopat tersebut adalah seorang  siswi yang masih berusia remaja, siapa yang harus disalahkan? Tentunya pertanyaan ini perlu kita jawab dan diharapkan jawabannya menjadi sebuah solusi yang dapat mencegah anak-anak usia remaja menjadi psikopat . Solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

          Pertama. Seorang guru harus menekankan dan memberitahukan kepada para siswa bahwa menjadi psikopat itu melanggar norma agama. Di dalam agama manapun yang namanya membunuh apalagi dilakukan secara sengaja dan sadis adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Tuhan, bahkan dalam kitab suci Al-Qur’an (Islam) ditegaskan yaitu

Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. an-Nisa’ : 93).

Kedua. Guru harus  memberikan waawasan dan teguran bahwasanya tontonan berupa film ataupun  game  gadget yang berisikan kekerasan selayaknya harus dapat dihindari, karena  gemar menonton kekerasan bisa membentuk atau memotivasi seseorang menjadi seorang psikopat.

Nah, dapat diambil kesimpulan bahwa  siswa guru dapat menjalankan perannya dalam menanggulangi masalah psikopat remaja ini dengan menekankan dan memberitahukan kepada para siswa bahwa menjadi psikopat itu melanggar norma agama dan melarang siswanya untuk menonton film atau game gadget yang berisika kekerasan. Semoga kejadian seorang remaja yang masih berstatus pelajar tidak lagi diberitakan menjadi seorang PSIKOPAT.

 

Komentar