oleh

Tentang Hakikat Diri Dalam Shalat

Oleh: Bagus Cahaya “BUDAK EDAN” Pamungkas

Ibnu Athaillah berkata,”Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. mengatakan,’Keadaan dirimu bisa diukur melalui shalat. Jika engkau meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi maka kau bahagia.

Tapi, jika tidak, tangisilah dirimu. Jika kaki ini masih sulit dilangkahkan menuju shalat,

adakah orang yang tidak ingin berjumpa dengan Kekasihnya?!

Allah SWT berfirman, “Shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. (QS. Al-Ankabut 29: 45).

Maka, barangsiapa yang ingin mengenal hakikat dirinya di sisi Allah dan mengetahui keadaannya bersama Allah, perhatikanlah ibadahnya.

Apakah ia melakukan ibadah dengan khusyuk dan tenang atau dengan lalai dan tergesa-gesa?

Jika engkau tidak menunaikan ibadah dengan khusyuk dan tenang, sesalilah dirimu!

Sebab, orang yang duduk dengan pemilik kesturi, ia akan dapatkan wanginya. Sementara, ketika ibadah, sesungguhnya engkau duduk bersama Allah. Jika engkau ada bersama-Nya tetapi tidak mendapatkan apa-apa, berarti ada penyakit dalam dirimu, mungkin berupa sombong, ujub, atau kurang beradab.

Allah SWT berfirman,  “Akan Ku-palingkan dari ayat-ayat-Ku orang yang bersikap sombong di muka bumi dengan tidak benar.” (QS Al-A’raf 7: 146).

Karena itu, setelah menunaikan ibadah, janganlah terburu-buru pergi meninggalkan tempat ibadah.Duduklah untuk berzikir mengingat Allah seraya meminta ampunan atas segala kekurangan. Bisa jadi ibadahnya tidak layak diterima.

Tapi, setelah berzikir dan beristigfar, shalatnya menjadi diterima.

Rasulullah SAW. sendiri selepas shalat selalu membaca istigfar sebanyak tiga kali.

Salam Rahayu

https://tabloidlintaspena.com/2021/10/31/pusat-gemblengan-pemberdayaan-diri-motivasi-terapi-kirawa-membuka-program-eksekutif-gemblengan-asmak-cipto-roso-acr/

KONSULTASI:

Jln.Pangandaran Rt02/17 Desa Hegarsari Kec Pataruman Belakang Kantor Polantas Tanjung Sukur Kota Banjar (( Jawa Barat )) CP: 085797131917

Komentar