oleh

Anton Charliyan Mengingatkan Pada Seminar Kebangsaan Pemuda Pancasila Jabar, Agar Mewaspadai Kelompok-Kelompok Yang Ingin Mengganti Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Bandung,LINTAS PENA— Bertempat di Rumah Perjuangan sebagai  markas ke dua DPW Pemuda Pancasila Jabar,  mantan  Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) DR H. Anton Charliyan MPKN  mengatakan, bahwa  Pancasila tidak hanya sekadar  filosofi atau dasar negara. Namun Lebih dari itu, Pancasila harus menjadi Norma dan Etika yang dapat menjadi pedoman Nyata dalam kehidupan sehari-hari, Rabu (01/05/2022)

Hal tersebut diungkapkan Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan, saat menjadi salah satu nara sumber pada seminar kebangsaan dalam rangka memperingati  Hari Lahir Pancasila, yg digelar oleh Pemuda Pancasila baru-baru ini.“Selain itu, patut diwaspadai masih adanya kelompok tertentu yang ingin mengubah ideologi Pancasila,” tegasnya

Anton mengungkapkan, ini merupakan sebuah perjalanan sejarah yang pernah terjadi di Indonesia, sehinga muncul istilah kelompok EKI = Ektrim kiri yang berhaluan Marxis Komunis yang lebih dikenal  PKI, dan EKA = Extrim kanan yang mengatas namakan agama yang dikenal dengan DI TII , yang bertujuan ingin mendirikan NII. Belum lagi ancaman-ancaman global, yakni ;  faham-faham liberal , kapitalis, matrealistis dll   

Mantan Kadiv Humas Polri ini menilai, yang paling rentan adalah gerakan radikal yang mengatas namakan agama, khususnya Islam, seperti ISIS, HTI, Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islamiah, dll , yang kita saksikan bersama, sudah berhasil memporak porandakan Timur Tengah. Kini sedang gencar-gencarnya beraksi dan Hadir di Indonesia yang jelas jelas merupakan ancaman nyata terhadap Ideologi Pancasila yang harus kita Antisipasi bersama.” Sekali pun Pancasila dikatakan Sakti, namun kita tetap harus terus meningkatkan  Kewaspadaan,” tegas Anton

“Apabila tidak  waspada !!! , tidak menutup kemungkinan, Pancasila akan tersisihkan diganti dengan ideologi baru ,” tambah Abah Anton, yang juga budayawan Sunda dan Penggiat Anti Intoleransi.

Adapun salah satu cara untuk mengantisipasinya yakni dengan mengokohkan ” Sikap Sabilulungan ” sebagai nilai khas masyarakat Sunda, yang merupakan  dasar dari nilai gotong royong sebagai intisari dari Pancasila itu sendiri. Yakni senantiasa Bergandengan tangan membangun Kebersamaan, mempererat tali Silaturahmi, saling menghargai, saling menghormati,  sebagai sesama anak bangsa tanpa membedakan suku , ras agama maupun golongan. Serta tidak terjebak dengan provokasi provokasi yang senantiasa menjelek-jelekan negara dan pemerintahan, yang bersifat menghasut , mengadu domba, menebar kebencian fitnah, hoax dll yang akan merusak keutuhan NKRI. Sebagaimana yg sudah terjadi di Timur Tengah seperti Lybya, Suriah , Afganistan , Iraq dll menjadi negara yang selalu rusuh dan makin miskin. Kita harus membuka mata dan mau belajar dari dari sejarah yang terjadi di negara-negara Timur Tengah.

“Disini Pemuda Pancasila harus mampu menjadi benteng terdepan, siapapun yang mencoba-coba akan merusak keutuhan NKRI & Ideologi Negara, Bila memang PP serius mengingin kan : ” Pancasila Abadi ” sebagaimana yel-yel, slogan Pemuda Pancasila yang setiap saat dikumandangkan diseluruh Indonesia.

Acara tsb dibuka Langsung oleh Ketua MPW Jabar Dian Rahardian yang juga pernah jadi Ketua KNPI.  Selain Anton  dalam seminar Kebangsaan tersebut, hadir juga sejumlah tokoh Jabar di antaranya mantan Gubernur Jabar, DR H Ahmad Heryawan; Sekretaris MUI Jabar, DR KH Rafani Achyar; Anggota DPRD Jabar, DR Abdy Yuhana, budayawan Sunda Dian Rahardian dan mantan teroris, Asep Kalipaksi. 

Acara seminar Kebangsaan ini merupakan Inovasi baru PP Jabar untuk meningkatkan jiwa nasionalisme para anggotanya,  diikuti seluruh MPC kabupaten berlangsung tertib dan penuh antusias.  (REDI MULYADI)***

.

Komentar