Oleh: Sayyid Ahmad Ardy Hasan, PhD
SEDIH terasa hati ini, bila menyaksikan keadaan kaum muslimin saat ini yang sudah berani meninggalkan shalat. Bagaimana hati tidak merasa sedih ? Masjid-masjid di negeri yang mayoritas muslim ternyata sedikit sekali pemakmurnya. Kalau pun ada hanya beberapa orang saja, dan paling banyak hanya satu shaf. Terutama pada shalat lima waktu selain shalat maghrib. Bahkan ada masjid yang tidak dikumandangkan suara adzan karena kesibukan masyarakatnya terhadap dunia, padahal tidak ada satu kampung pun yang tidak ditegakkan di sana shalat berjamaah kecuali setan akan menguasainya.
*Bagaimana umat Islam akan jaya seperti dahulu, sedangkan ajarannya yang agung sudah diremehkan dan ditinggalkan ? Oleh karena itu, mudah-mudahan risalah spirit tahajud ini membuat kita menyadari betapa tingginya kedudukan shalat dalam Islam. Shalat adalah tiang agama, Rasulullah saw bersabda:
رَأْسُ الْاَمْرِ الْاِسْلاَمُ ، وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Pokok perkara adalah Islam, tiangnya shalat dan puncaknya jihad fii sabiilillah.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
*Shalat merupakan amal shalih yang paling dicintai Allah. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Amal apa yang paling dicintai Allah Ta’ala?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau menjawab, “Berjihad fii sabiilillah.” (HR. Bukhari-Muslim)
* Shalat adalah amal saleh yang pertama kali dihisab pada hari kiamat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ عَلَيْهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلاَةُ فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
Pertama kali yang dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika baik shalatnya, maka baiklah seluruh amalnya dan jika buruk, maka buruklah seluruh amalnya.” (HR. Thabrani, lih. Shahihul Jami’ no. 2573)
*Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya, Beliau bersabda:
اَلصَّلاَةَ الصَّلاَةَ ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Jagalah shalat, jagalah shalat, dan berbuat baiklah kepada budak yang kalian miliki.” (HR. Thabrani, lih. Shahihul Jami’ no. 3873)
Allah SWT. memerintahkan kita menjaga shalat, baik ketika hadhar (tidak safar) maupun ketika safar, ketika suasana aman maupun suasana mencekam. Dia berfirman: “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa (Ashar). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.—Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 238-239)
Ibadah shalat bak waktu istirahat yang ditunggu-tunggu orang Islam. Namun, tak jarang yang menyepelekannya. Ibadah shalat menjadi beban, sehingga berat untuk melaksanakannya. Tidak sedikit yang lantas meninggalkan ibadah shalat. Suatu ketika Rasulullah SAW berkata kepada Bilal bin Rabah budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dari majikannya Abu Jahal– ”Ya Bilal, arihni bish-shalati” (Wahai Bilal istirahatkan aku dengan shalat)”. Ibadah shalat merupakan mukjizat yang paling berharga yang disampaikan Allah secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara Malaikat Jibril. Karena itu Rasulullah SAW bersabda, “Ash-shalatu mi’rajul mu’minin”(Shalat merupakan mi’raj (komunikasi langsung) seorang mukmin kepada Tuhannya).”
Mukjizat shalat yang telah disampaikan pada peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian di Sidratul Muntaha, merupakan sebuah pencerahan bagi umat Islam. Shalat menjadi pertanda saat seorang hamba ingin mendekat kepada Khaliknya. Dengan shalat, seorang hamba mengadu pada Tuhan-Nya. Hatinya akan senantiasa tertambat di jalan Allah. Sehingga yang ada pencerahan rohani lewat shalat dengan catatan pelaksanaan shalat bukan sebuah beban yang sangat berat akan tetapi sebuah faktor kebutuhan.
Nah, jila shalat sudah menjadi kebutuhan, maka seorang Muslim akan senantiasa melakukan shalat secara suka rela dan khusyuk. Kualitas hubungan dengan Tuhannya menjadi mesra dan baik. Itu adalah hal yang paling utama. Shalat bukan lagi sekadar pelepas kewajiban demi perintah Allah dan memenuhi anjuran Nabi SAW. Akan tetapi shalat akan menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya. (****
Komentar