oleh

Ratusan Perahu Motor “Parkir” di Pantai Nangahure Lembah Akibat Gelombang Tinggi

Maumere, Flores, LINTAS PENA

Ratusan perahu motor harus ‘parkir” di pantai Nangahure Lembah akibat gelombang tinggi. Hal ini mengakibatkan tiga ratusan nelayan harus urut dada karena pemasukan keuangan dari hasil tangkapan ikan di laut menipis. Bahkan kadang melaut tetapi sesampai di tengah laut harus kembali karena di terjang ombak besar dan pulang dengan tangan hampa.

Hal ini diakui dua nelayan Nangahure Lembah Kecamatan Alok Barat Amri Heri dan Pata Ali ketika ditemui Lintas Pena di Pantai Nangahure Lembah Kamis 3 Januari 2019 sore.

Menurut Amri pada bulan Juli sampai Oktober merupakan bulan “panen” bagi nelayan karena sekali melaut bisa meraup uang hingga Rp 4 juta. “Sejak akhir Desember 2018 dengan cuaca yang ekstrim kami nelayan tidak bisa buat apa-apa. Kadang nekat untuk keluar dan sekali melaut harus menghabiskan uang Rp 500 ribu untuk bahan bakar minyak. Tetapi kadangkala terpaan gelombang besar dan setibanya di tengah laut harus kembali dan tidak mendapatkan ikan. Ini kan rugi,”ujar Amri diamini Ali seraya mengatakan cuaca ekstrim ini akan berakhir pada akhir Pebruari nanti.

Dengan musim yang tidak bersahabat ini lanjut Amri, kami harus betul-betul mengatur keuangan agar dapur tetap berasap. “Kadang BBM yang kami ambil untuk sekali melaut dan kemudian tidak memperleh hasil tangkapan ya harus utang karena tidak ada pemasukan uang,”kata pria kelahiran Alor ini.

Amri,pemilik perahu Motor Alfarizi dan Kerinduan serta temannya Pata Ali mengharapkan Bupati Robi Idong untuk membangun Kolam Labuh untuk amannya tambatan perahu para nelayan. “Sejak zaman dulu kami sudah berusaha meminta kepada Pemda Sikka untuk membangun Kolam Labuh tetapi tidak pernah ditanggapi. Kami mengharapkan dengan Pemerintahan Bupati Robi Idong harapan kami ini bisa terwujud,”pinta mereka sembari mengatakan banyak perahu sudah menjadi korban akibat tidak ada kolam labuh.*** (  yuven Fernandez )

Komentar